Contoh Teknik Pengembangan Paragraf




Penerapan Akuntansi pada Yayasan

Akuntansi adalah ilmu yang mempelajari tentang pencatatan keuangan, baik pemasukan maupun pengeluaran. Akuntansi juga mempelajari tentang pengukuran dan pemberian kepastian mengenai informasi keuangan yang akan diberikan kepada pihak terkait, misalnya pribadi, investor, atau pemilik usaha. Akuntansi sering dikaitkan dengan untung dan rugi pendapatan suatu perusahaan. Padahal akuntansi tidak hanya mempelajari tentang uang, untung dan rugi saja. Tetapi banyak hal lain yang dapat dipelajari dalam akuntansi, tidak hanya tentang uang saja. Karena di dalam akuntansi tidak semua perusahaan atau organisasi berorientasi pada laba. (Khusus-Umum)

Membicarakan tentang organisasi yang tidak berorientasi pada laba atau yang sering disebut organisasi nirlaba. Organisasi nirlaba merupakan organisasi yang tidak berorientasi pada laba, dimana organisasi tersebut mendapatkan sumber daya dari sumbangan anggota atau dari penyumbang. Terdapat organisasi yang mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan operasinya dari pendapatan atas jasa. Penyumbang tidak mengharapkan imbalan atas sumber daya yang mereka korbankan. Organisasi nirlaba tidak memiliki kepemilikan seperti halnya organisasi bisnis, organisasi dimiliki secara kolektif. Organisasi nirlaba menghasilkan barang dan atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, jika suatu entitas menghasilkan laba maka jumlahnya tidak dapat dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut. (Umum-Khusus)

Terdapat banyak jenis organisasi nirlaba yang ada. Contohnya Badan Layanan Umum dan Badan Layanan Umum Daerah seperti rumah sakit, instansi pemerintah atau bagian dari instansi pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan organisasi masa dan politik. Lembaga independent non pemerintah juga termasuk organisasi nirlaba, seperti Otiritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Penyelenggara Ibadah Haji, dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. BLU dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Ormas termasuk organisasi nirlaba yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan persamaan aspirasi, kehendak, dan kepentingan. Yayasan juga termasuk dalam organisasi nirlaba karena tidak berorientasi pada laba, karena mempunyai tujuan di bidang sosial, kemanusiaan, keagamaan, dll. (Contoh)

Yayasan merupakan badan hukum yang kekayaannya dipisahkan dan diperuntukkan untuk tujuan di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Yayasan tidak mempunyai anggota. Namun, memiliki pembina, pengurus, dan pengawas, tetapi tidak sebagai pemilik sehingga tidak ada pembagian hasil usaha yayasan. Pengurus yayasan wajib membuat laporan secara tertulis minimal berisi laporan keadaan dan kegiatan yayasan dan laporan keuangan yayasan. Kegiatan usaha yayasan memiliki cakupan yang luas, seperti pendidikan, kesehatan, ilmu pengetahuan, hak asasi manusia, dll. Masih banyak bidang usaha yang dapat didirikan oleh yayasan, tidak hanya terbatas pada bidang-bidang yang telah disebutkan. (Khusus-Umum)

Laporan keuangan yayasan terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan posisi keuangan adalah laporan terkait posisi keuangan perusahaan atau organisasi yang bersifat sistematis. Laporan aktivitas adalah laporan yang berisi informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat asset neto. Laporan arus kas adalah laporan yang menyajikan arus kas masuk dan kas keluar sebuah perusahaan atau organisasi. Catatan atas laporan keuangan adalah catatan tambahan untuk memberikan informasi tambahan. Keempat jenis laporan tersebut harus ada dalam laporan keuangan organisasi nirlaba. (Definisi)

Dalam menyusun laporan keuangan, langkah pertama adalah membuat laporan posisi keuangan. Laporan posisi keuangan mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan total asset, liabilitas, dan asset neto. Langkah kedua yaitu membuat laporan aktivitas, mencakup organisasi secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu periode. Langkah ketiga yaitu membuat laporan arus kas, menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Langkah keempat yaitu membuat catatan atas laporan keuangan, memuat catatan tambahan untuk memberikan informasi tambahan. Keempat laporan tersebut harus disusun secara berurutan. (Kronologi)

Yayasan wajib mengaudit laporan keuangannya jika menerima bantuan negara, luar negeri, atau pihak lain sebesar lebih dari 500 juta atau memiliki nilai asset di luar harta wakaf lebih dari 20 miliar. Laporan keuangan yayasan wajib diaudit karena telah menerima sumbangan dalam jumlah yang sangat besar. Tujuan laporan keuangan yayasan wajib diaudit adalah untuk menilai kewajaran dan kelayakan penyajian laporan keuangan yang dibuat oleh yayasan. Laporan keuangan harus disusun seseuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku. Kemudian ikhtisar dalam laporan keuangan yayasan harus diumumkan dalam surat kabar. Hasil laporan keuangan yayasan yang sudah di audit disampaikan kepada pembina yayasan dan ditembuskan kepada menteri dan instansi terkait. Dengan demikian, laporan keuangan yayasan wajib diaudit untuk menilai kewajaran dan kelayakan laporan keuangan tersebut. (Generalisasi)

Yayasan mendapatkan modal terutama dari sumbangan masyarakat luas, baik langsung maupun melalui bantuan pemerintah dan melalui sistem perpajakan. Dengan adanya sumbangan dari masyarakat, bagaimana masyarakat dapat percaya bahwa yayasan tersebut sungguh-sungguh menjalankan kegiatan sesuai dengan tujuannya. Bisa juga sumbangan tersebut disalahgunakan untuk kepentingan pribadi para pengurus. Karena dalam struktur kepengurusan yayasan tidak ada yang mempunyai kepentingan ekonomi. Masyarakat akan percaya jika sumbangan tersebut digunakan dengan sungguh-sungguh apabila yayasan tersebut transparan. Dengan begitu, yayasan perlu membuat laporan keuangan tahunan. (Generalisasi)

Kini sudah banyak sumbangan yang beredar. Banyaknya oknum yang meminta bantuan dengan mengatasnamakan sumbangan yayasan atau kegiatan sosial lain mengakibatkan masyarakat menjadi ragu untuk memberikan sumbangan. Apakah sumbangan tersebut benar-benar untuk kegiatan sosial dan kemanusiaan atau hanya untuk alasan saja. Maka sangat diperlukan transparansi. Transparansi sangat dibutuhkan karena seringnya dilakukan penipuan yang berkedok sumbangan yayasan. Penipuan yang dilakukan oleh yayasan atau badan amal lainnya kebanyakan sulit untuk ditelususri. (Sebab-Akibat)

Yayasan merupakan organisasi nirlaba. yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk memperoleh laba, tetapi mengejar laba bukanlah tujuannya. Yayasan boleh memperoleh laba dengan melakukan berbagai kegiatan usaha, sejauh laba yang diperoleh dipergunakan untuk tujuan idealistis, sosial, dan kemanusiaan. Usaha dalam memperoleh laba diperlukan agar yayasan tidak selamanya bergantung pada sumbangan. Jika yayasan memiliki cukup dana untuk mencapai tujuan sosial dan kemanusiaan, maka yayasan tersebut tidak perlu melakukan kegiatan usaha. Oleh karena itu, yayasan perlu melakukan kegiatan usaha untuk dapat mencapai tujuannya di bidang sosial dan kemanusiaan. (Generalisasi)


 

Post a Comment

Previous Post Next Post