Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) adalah format dan prosedur pembuatan laporan keuangan
yang menjadi aturan baku penyajian informasi keuangan suatu kegiatan usaha atau
perusahaan.
SAK berisi
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan (ISAK), yang diterbitkan oleh Dewan Standar Ikatan Akuntan Indonesia
(DSAK IAI) dan Dewan Standar Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS IAI), serta
peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah
pengawasannya.
Standar
akuntansi di Indonesia mengacu pada teori skala global, yakni International
Financial Reporting Standards (IFRS). SAK berbasis IFRS berlaku efektif sejak
2014.
DSAK IAI menyebutkan,
minimalisasi perbedaan kedua standar ini merupakan komitmen Indonesia sebagai
satu-satunya anggota G20 di kawasan Asia Tenggara.
Konvergensi
SAK dan IFRS diharapkan dapat banyak mengurangi perbedaan dua standar akuntansi
skala lokal dan global ini. Sehingga bermanfaat bagi perusahaan yang memiliki
akuntabilitas publik untuk bertransaksi di pasar modal karena informasi dalam
laporan keuangannya berkualitas internasional.
Ada 4 macam
standar akuntansi yang berkembang di Indonesia, yang disusun mengikuti
perkembangan bisnis di dalam negeri. Keempat standar akuntansi ini digunakan
sesuai entitas usaha dan organisasi yang dijalankan, baik itu perusahaan swasta
maupun lembaga negara.
4 macam
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia :
1.
PSAK – IFRS
PSAK-IFRS
(Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan – International Financial Reporting
Standards) adalah SAK yang telah mengadopsi IFRS dan berlaku di Indonesia. PSAK
adalah nama lain dari SAK yang diterbitakan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan yang dibentuk Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) pada tahun 2012. Standar
ini adalah patokan penyusunan, pencatatan, penyajian, dan perlakuan laporan
keuangan, agar informasi keuangan yang dihasilkan, relevan bagi pengguna
laporan. PSAK digunakan oleh perusahaan (entitas) yang memiliki akuntabilitas
publik, baik yang sudah terdaftar di pasar modal, maupun yang masih dalam
proses pendaftaran pasar modal. Alasan IFRS dijadikan pedoman SAK karena Indonesia
merupakan anggota International Federation of Accountants (IFAC) yang
menjadikan IFRS sebagai standar akuntansinya.
Prinsip dasar
yang digunakan IFRS adalah :
-
Ada penekanan interpretasi dan aplikasi atas
standar akuntansi keuangan sehingga para negara anggota IFAC berkomitmen untuk
menerapkan SAK yang sudah ditentukan.
-
Ada penilaian atas transaksi dan evaluasi
sehingga laporan keuangan dapat mencerminkan realitas ekonomi.
-
Penerapan standar akuntansi ini
membutuhkan professional
judgement.
Manfaat Penerapan IFRS :
-
Dapat meningkatkan daya banding laporan
keuangan.
-
Memberikan informasi berkualitas di pasar
modal internasional.
-
Menghilangkan hambatan arus modal
internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.
-
Mengurangi biaya pelaporan keuangan perusahaan
multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.
-
Dapat meningkatkan kualitas pelaporan keuangan
menuju best practice.
2.
SAK – ETAP
SAK-ETAP adalah Standar Akuntansi
Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Standar ini dipakai oleh
entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan, sehingga
entitas (perusahaan) dimaksud menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum
bagi penggunaan ekstrernal.
ETAP merupakan
hasil penyederhanaan standar akuntansi IFRS yang meliputi tidak adanya
penilaian untuk aset tetap, aset tidak berwujud, dan laporan laba/rugi yang
komprehensif.
Standar akuntansi
IFRS yang disederhanakan juga meliputi tidak adanya pilihan menggunakan nilai
revaluasi (wajar), serta tidak ada pengakuan liabilitas dan aset pajak
tangguhan karena beban pajak diakui sebesar jumlah pajak
menurut ketentuan pajak.
Manfaat
SAK – ETAP :
-
Membantu perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangannya sendiri.
-
Standar akuntansi ini dinilai lebih sederhana
karena sebagian besar siklus akuntansinya menggunakan konsep biaya
historis. Bentuk pengaturannya juga lebih sederhana dalam hal perlakuan
akuntansi dan relatif tidak berubah selama beberapa tahun.
-
Laporan akuntasi jadi dapat diaudit dan
mendapatkan opini audit, sehingga laporan keuangan dapat digunakan untuk
mejaring dana investasi agar usahanya lebih berkembang.
-
Implementasi SAK-ETAP lebih mudah dibandingkan
PSAK_IFRS karena lebih sederhana dan tetap dapat memberikan informasi yang
dapat diandalkan dalam penyajian laporan keuangan.
- SAK-ETAP mengadopsi IFR untuk usaha kecil dan menengah yang dimodifikasi sesuai kondisi Indonesia, serta dibuat lebih ringkas. Namun perlu diingat, SAK-ETAP juga masih memerlukan profesional judgement ya, meski tak sebanyak untuk PSAK-IFRS.
3.
PSAK – Syariah
Dari namanya saja sudah bisa diketahui bahwa standar akuntansi keuangan ini adalah standar yang berpatok pada prinsip hukum agama (syariat) Islam. PSAK Syariah digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah, baik itu lembaga syariah maupun lembaga non-syariah. Standar akuntansi ini dikembangkan mengikuti model SAK umum namun berbasis syariah dengan mengacu pada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). PSAK Syariah mengatur mulai dari kerangka konseptual penyusunan dan pengungkapan laporan, penyajian laporan keuangan secara syariah, serta standar khusus transaksi syariah seperti muharabahah, musyarakah, mudharabah, salam dan istishna.
4.
SAP
SAP (Standar Akuntansi Pemerintah)
diterbitkan sebagai peraturan pemerintah (PP) yang diterapkan untuk entitas
pemerintah dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).
Laporan keuangan pokok menurut Standar
Akuntansi Pemerintah adalah Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus
Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
SAP dibuat untuk menjadmin
transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara demi
terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih.
Fungsi Standar Akuntansi Keuangan :
1.
Untuk keseragaman laporan keuangan.
2.
Memudahkan penyusunan laporan keuangan.
3.
Mempermudah auditor dan pembaca laporan
keuangan untuk memahami dan membandingkan laporan keuangan entitas
berbeda-beda.